Search

Proyek Masela Lambat, Gara-gara Pindah dari Laut ke Darat?

Jakarta, CNBC Indonesia- Pembahasan proyek Lapangan Abadi blok Masela masih terus bergulir. Sampai saat ini, proses pengerjaannya masih menunggu persetujuan rencana pengembangan atau POD dari Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Kabar terakhir, untuk membahas proyek ini, pemerintah sampai mendatangkan sejumlah pakar migas dari luar negeri. Para pakar tersebut didatangkan dari beberapa negara, salah satunya dari Amerika Serikat (AS). Konsultan tersebut yakni Energy World Coorporation (EWC).


Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, para pakar tersebut dipanggil untuk memberikan masukan dalam penyusunan rencana pengembangan (Plan of Development/POD) Blok Masela. Khususnya yang berkaitan dengan persoalan teknis.

"Itu pakar masing-masing pihak sudah bertemu (salah satunya dari AS). Sedang diskusi lanjutan soal review teknis itu," ujar Dwi saat ditemui di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (4/2/2019).

Memang, seberapa rumitkah proyek Lapangan Abadi ini sampai pengerjaannya ikut abadi seperti namanya?

Guru Besar Ilmu Pertambangan dan Perminyakan ITB Tutuka Ariadji menilai, perubahan skema dari opsi offshore (laut) ke onshore (darat) menjadi penyebabnya. Selain itu, lanjutnya, ada juga evaluasi mengenai keekonomiannya sehingga perlu dilakukan komunikasi yang intensif antar pihak-pihak terkait bersama dengan pemerintah.

"Sebab, berbeda sekali desain fasilitas permukaannya dan transportasi gas ke onshore. Juga evaluasi keekonomiannya, sehingga lebih intensif komunikasi antara pemerintah dengan pihak lainnya yang terkait," kata Tutuka ketika dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (8/2/2019).

Kendati demikian, Dwi Soetjipto memastikan, skema yang dipakai pun masih tetap skema onshore, sebab skema itu yang paling sesuai.

"Jadi, nanti ada floating storage untuk pemisahan minyak dan gasnya. Sementara LNG-nya di onshore. Itu yang sedang didiskusikan karena berdampak pada cost-nya," pungkas Dwi.

Sebagai informasi, sejumlah target pengerjaan tahun ini untuk proyek yang dikerjakan Inpex Corporation ini telah dipasang, yakni memperoleh POD, melakukan konsultasi publik terkait analisis dampak lingkungan (Amdal), memasukkan kerangka acuan Amdal ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta memulai survey baseline.

Proyek Masela ini direncanakan mulai on stream pada kuartal II-2027 dengan estimasi produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) 9,5 juta ton per tahun dan gas 150 mmscfd. Biaya pengembangan proyek Lapangan Abadi diperkirakan sebesar US$ 16 miliar.

(gus)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Gh7axj
February 08, 2019 at 07:04PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Proyek Masela Lambat, Gara-gara Pindah dari Laut ke Darat?"

Post a Comment

Powered by Blogger.