
"Dengan sistem yang makin digital Pak Fahmi, tolong hati-hati. Di Singapura data mengenai pasien HIV dihack dan dilepaskan," kata Sri Mulyani dalam acara Peluncuran Data Sampel BPJS Kesehatan: Penggunaan Big Data dalam Pengembangan Evidence Based Policy JKN, Senin (25/2/2019).
Hari ini, BPJS Kesehatan menerbitkan data sampel yang bisa digunakan untuk penelitian atau pengambilan kebijakan berbasis bukti (evidence based policy). Data sampel BPJS Kesehatan ini bisa mewakili basis data kepesertaan dan jaminan pelayanan kesehatan sepanjang 2015-2016.
Sri Mulyani melanjutkan, seluruh data yang dihimpun tetap harus bersifat confidential dan harus dihormati. Ia menekankan, dengan tulisnya sampel data ini akan tetap memberikan perlindungan penuh dalam hal keamanan data.
"Di era teknologi informasi ini jadi ancaman yang sangat serius," ujar Sri Mulyani.
Dalam era revolusi industri 4.0, lanjut dia, beragam teknologi bermunculan dari mulai Cloud, Cyber, Physical system, dan artificial intelligent memiliki risiko donwside (berhenti). Terlebih ada risiko terjadinya hacking oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Semuanya memiliki risiko downside. Mengenai kejahatan siber. Terjadinya hacking yang memungkinkan terjadinya suatu sistem tiba-tiba berhenti atau kejahatan yang sifatnya perseorangan maupun institusi," tuturnya.
Di Taiwan, National Health Insurance Research Database (NHIRD) menjadi sumber data bagi pengambil kebijakan dan penelitian kesehatan. NHIRD memberikan data set dalam 3 bentuk, yaitu data sampel yang mencakup 2 juta subjek yang dide-identifikasi, dataset penyakit, dan data populasi lengkap.
"Pembentukan data sampel ini dimaksudkan untuk mempermudah akses dan analisis data oleh publik dan dapat dipergunakan dalam proses analisis untuk menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris.
Dalam data sampel tersebut, disajikan 111 variabel yang bisa diolah, yang terdiri atas 15 variabel kepesertaan, 23 variabel pelayanan kapitasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 20 variabel pelayanan non-kapitasi FKTP, den 53 variabel pelayanan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang saling terhubung melalui variabel nomor kartu peserta.
Adapun proses penyusunan data sampel harus melewati sejumlah tahap. Data mentah dipisah menjadi 3 kelompok berdasarkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu peserta yang belum pernah mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta yang sudah pernah mendapat pelayanan kesehatan di FKTP, peserta yang sudah pernah mendapat pelayanan kesehatan di FKRTL.
(roy/roy)
https://ift.tt/2H3yij1
February 25, 2019 at 09:32PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Wanti-wanti Agar Data BPJS Tak Bocor, Ada Apa?"
Post a Comment