
Kesuksesan yang diraih Anton tidak terjadi begitu saja, namun ia melewati jalan yang berliku, mulai dari usaha jualan susu kecil-kecilan hingga akhirnya terjun ke bisnis kuliner 'Ayam Geprek' yang ia tekuni hingga kini.
Bidang yang ia geluti saat ini tidak lepas dari pengalamannya di masa awal-awal kuliah saat memutuskan untuk kuliah di Bandung mengambil jurusan arsitektur. Setelah dua tahun, Anton baru menyadari bahwa jurusan yang ia ambil ini tidak pas dengan dirinya, dengan berat hati ia menyampaikan keputusan untuk berhenti kuliah arsitektur ke orang tuanya dan kembali ke Semarang dan kuliah di Unika di jurusan teknologi pangan yang lebih ia minati.
Karena merasa bersalah telah 'menghabiskan' duit orang tuanya selama dua tahun di Bandung, Anton memutuskan untuk tidak membebani orang tuanya dengan berjualan susu agar bisa membiayai kuliahnya sendiri. Tidak lama kemudian, Anton pun mulai coba-coba masuk ke bisnis kuliner dengan berjualan Ayam Geprek dengan membuka gerai pertamanya dan lumayan laku.
Meningkatnya omzet penjualan ayam gepreknya diawali dengan perkenalannya dengan penawaran Gojek melalui salah satu unit bisnisnya Go-Food. Dua bulan setelah dia memutuskan untuk menjadi merchant Go-Food, penjualan ayam gepreknya meningkat drastis hingga tiga kali lipat diatas rata-rata penjualannya sebelumnya.
"Saya pikir teknologi (Go-Food) sangat membantu perkembangan bisnis saya. Karena jangkauan usaha saya menjadi lebih luas dan lebih mudah mendapat konsumen baru. Konsumen yang dulu lokasinya jauh jadi bisa beli." Katanya dalam siaran pers, Kamis (28/3/2019).
Terlebih lagi Anton, yang kini memiliki tujuh gerai ayam geprek, mengakui jika dari sisi peningkatan penghasilan sangat signifikan karena menurutnya gaya hidup konsumen saat ini mulai banyak yang butuh food delivery.
"Selain peningkatan penjualan, Go-Food juga banyak sekali membantu mulai dari akuntansi, penjualan, food delivery, logistik, semuanya sekarang sudah sangat terbantu dengan teknologi melalui Go-Food, jadi operational costnya juga bisa lebih irit dan efisien," ujar pria yang kini mempekerjakan ratusan karyawan itu.
Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2018 menyebutkan bahwa Go-Food menyumbang sebesar Rp 18 triliun melalui omset Mitra UMKM. Dari riset yang sama, ditemukan juga sebesar 93% mitra UMKM Go-Food mengalami peningkatan volume transaksi, di mana hal ini memicu mereka untuk terus mengembangkan bisnis mereka.
Saksikan video Astra Danai Gojek Senilai US$ 100 juta
https://ift.tt/2FFeAYu
March 29, 2019 at 05:44AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berkat Go-Food, Ayam Geprek Anak Muda Ini Berjaya di Semarang"
Post a Comment