Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada Februari turun 11,33% year-on-year (YoY) sementara impor anjlok lebih dalam yaitu 13,98% YoY. Ini membuat neraca dagang mencatat surplus US$ 330 juta, lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan defisit sebesar US$ 841 juta.
Pelaku pasar merespons surplus tersebut secara positif data tersebut. Sektor keuangan bangkit karena tekanan yang dialami pekan kemarin dengan menyumbang poin penguatan tertinggi. Sektor industri dasar juga kembali menguat melanjutkan reli selama tiga hari.
Transaksi berjalan cukup ramai pada perdagangan setengah hari dengan nilai Rp 3,9 triliun. Investor asing pun terlihat masuk kembali ke pasar dengan mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 80 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak di lepas asing, yakni BBRI (Rp 121 miliar), BBNI (Rp 46 miliar), BRPT (Rp 16 miliar) dan PGAS (Rp 15 miliar).
Secara teknikal, IHSG berpotensi menutup perdagangan di zona hijau sore ini. Berdasarkan grafik harian (intraday chart), IHSG cenderung bergerak naik (higher high) hingga penutupan sesi.
![]() |
Pola three white soldiers yang terdiri dari tiga candle putih mulai terbentuk pada grafik. Pola tersebut dapat diartikan sebagai sinyal kuat IHSG naik lebih tinggi.
Ruang penguatan IHSG terlihat cukup terbuka karena belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), hal ini berdasarkan indikator teknikal yang mengukur tingkat kejenuhan pasar stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
https://ift.tt/2TK4IpH
March 15, 2019 at 07:17PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Neraca Dagang Surplus US$ 330 Juta, IHSG Mantap di Zona Hijau"
Post a Comment