Search

Euforia Damai Dagang, Harga SUN Malah Jeblok

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.

Seri </span>acuan yang paling terkoreksi adalah FR0077 dengan kenaikan yield 8,6 basis poin (bps) menjadi 7,82%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Tiga seri acuan lain juga kompak terkoreksi tetapi besaran kenaikan yield-nya masih lebih kecil dibanding seri acuan 5 tahun tadi. 

Sentimen damai dagang AS-China yang dipicu pernyataan Presiden China X Jinping dan Presiden AS Donald Trump yang bernada suportif ternyata belum mampu mengangkat harga SUN di pasar, padahal pasar saham sudah meroket. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan hari ini melonjak 1,1% menjadi 6.459 pagi ini akibat sentimen positif global tersebut.  

Yield Obligasi Negara Acuan 18 Feb 2019
Seri Jatuh tempo Yield 15 Feb 2019 (%) Yield 18 Feb 2019 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 15 Feb'19
FR0077 5 tahun 7.738 7.824 8.60 7.7844
FR0078 10 tahun 8.017 8.02 0.30 7.9937
FR0068 15 tahun 8.308 8.318 1.00 8.2798
FR0079 20 tahun 8.406 8.425 1.90 8.385
Avg movement 2.95
Sumber: Refinitiv 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 535 bps, menyempit dari posisi kemarin 536 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,66% dari posisi kemarin 2,65%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun- 5 tahun dan tenor 3 tahun-5 tahun.

Inversi adalah lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang.</span> 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjaid kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.   

TIM RISET CNBC INDONESIA

Simak ulasan pasar obligasi bersama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA).
[Gambas:Video CNBC]
(irv/tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2BFNgs2
February 18, 2019 at 05:58PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Euforia Damai Dagang, Harga SUN Malah Jeblok"

Post a Comment

Powered by Blogger.