Seperti biasanya, Jokowi mempersilahkan satu hingga dua orang pelajar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu untuk memberikan pertanyaan kepada dirinya, dalam konteks apapun.
Salah seorang siswa asal Kalimantan, pun bertanya kepada kepala negara mengenai budaya Indonesia yang cukup rentan dipengaruhi budaya luar dalam beberapa tahun terakhir.
"Apakah di kemudian hari instansi pendidikan yang kita miliki dapat memberi wadah dalam pembelajaran informatika dan kebudayaan berimbang," tanya seorang pelajar kepada Jokowi.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Jokowi tak memungkiri budaya K-Pop di Indonesia makin merajalela dalam beberapa tahun terakhir. Namun, menurutnya budaya Indonesia tak kalah dibandingkan K-Pop.
"Gak perlu khawatir masuknya budaya luar ke negara kita. Kita boleh saja lihat K-Pop. Tapi kita kan juga punya musik yang lebih bagus. Keroncong, dangdut, lagu daerah yang kita miliki," jelasnya.
"Kalau mau nonton, silahkan untuk pembanding, gak ada masalah," canda mantan Gubernur DKI Jakarta itu di depan ratusan pelajar.
Jokowi cukup yakin, menggemanya budaya K-Pop tak akan memengaruhi Indonesia "Saya yakin kita memiliki kekuatan yang baik dari inkranisasi budaya asing, karena kekuatan ideologi kita. Sehingga sulit ditembus budaya luar," jelasnya.
K-Pop memang selama ini diam-diam menjadi penyelamat ekonomi Korea Selatan. Tak hanya dari musik yang di jual, melainkan juga drakor (drama korea) yang juga menjadi andalan industri hiburan negara tersebut.
Berdasarkan data Forbes, kontribusi K-Pop kepada pertumbuhan industri cukup besar. Sepanjang 2017, industri K-Pop menyumbang sekitar US$ 5 miliar atau setara Rp 72 triliun kepada negara.
Saksikan video Lee Teuk Super Junior gunakan Bahasa Indonesia menggoda Rossa di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus)
https://ift.tt/2C1sKSI
March 04, 2019 at 07:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pelajar Khawatir Invasi K-Pop, Jokowi: Tenang, RI Ada Dangdut"
Post a Comment