Search

Arah Kebijakan The Fed Bakal Kerek Laju IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (11/2/2019) akan ditentukan oleh faktor eksternal menjelang rilisnya data pertumbuhan ekonomi dan inflasi Amerika Serikat yang akan menentukan arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve.

Akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah 0,23% ke level 6.521,66% senada dengan bursa saham utama di Asia yang juga ditransaksikan di zona merah. Indeks Nikkei turun 2,01%, indeks Straits Times turun 0,02%, indeks Hang Seng turun 0,12%, dan indeks Kospi turun 1,2%.

Dalam risetnya, Valbury Sekuritas menyebutkan, sentimen dari dalam negeri bersumber dari upaya pemerintah terus mendorong investasi.

Kerja sama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan diharapkan dapat mendukung investor yang merealisasikan proyek investasi, termasuk memanfaatkan jalur hijau untuk impor barang modal.

Saat ini, ada 125 perusahaan yang telah memanfaatkan. Pemerintah optimistis di tengah adanya sentimen global, investasi tahun ini justru dapat meningkat, didorong oleh relokasi akibat perang dagang China-AS dan iklim investasi yang diprediksi semakin akomodatif.

Adapun dari luar negeri, sentimen itu bersumber dari Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum tanggal 1 Maret 2019 atau tenggat pemberlakuan tarif atas produk China senilai US$ 200 miliar.

Namun, Trump bersedia untuk memperpanjang tenggat waktu jika melihat perkembangan yang signifikan dalam perundingan. Di sisi lain, perwakilan dagang AS Robert Lightizer dan Menkeu Steven Mnuchin akan melanjutkan pembicaraan di Beijing pada pekan ini.


Selain itu, pejabat The Fed James Bullard mengatakan kenaikan suku bunga justru akan memberatkan tujuan The Fed untuk mengakomodasi pertumbuhan ekonomi. Bullard menjelaskan bahwa dalam angka inflation-adjusted, dia menilai kenaikan suku bunga The Fed justru akan menjauhkan dari inflasi tahun ini yang ditargetkan di angka 2% tahun ini.

Sebelumnya The Fed berkomitmen untuk mencapai kebijakan moneter yang dianggap netral setelah satu dekade mempertahankan suku bunga rendah. "Kami menilai pernyataan Bullard mengindikasikan The Fed tengah mempertimbangkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga. Jika terealisasi, maka hal ini dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia yang secara umum arah kebijakannya responsif terhadap The Fed," tulis Valbury, dalam riset harian.

Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan bergerak pada support di level 6505/6488/6477 dan resistance 6.533, 6.544, dan 6.561.

Di sisi lain, analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menyatakan, pekan lalu, indeks ditutup melemah 0,23% di level 6521.663. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua memiliki range pada 6.504.79 hingga 6.487,93.

Resistance pertama dan kedua memiliki range 6.532,69 hingga 6.543,73. Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Stochastic dan RSI berada di area netral.

"Terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance," kata Nafan. (tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2GmJWWA
February 11, 2019 at 03:39PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Arah Kebijakan The Fed Bakal Kerek Laju IHSG"

Post a Comment

Powered by Blogger.