Search

Diam-diam, Sumitomo Masuk ke Bisnis Berbagi Kendaraan

Tidak hanya di Jepang, perusahaan yang berbasis di Tokyo ini bahkan berekspansi ke negara-negara dengan pasar terberat di bisnis kendaraan listrik di dunia yakni Amerika Serikat (AS) dan Swedia. Berikut bisnis Sumitomo di luar bisnis utamanya yang dirangkum dari beberapa sumber.</span>

Skuter Listrik

Pada September 2017, Sumitomo Corporation dan Gogoro mengumumkan kemitraan bersama dan memperkenalkan layanan berbagi tumpangan Smartscooter (skuter listrik) yang akan diluncurkan pada 2019 ini di Jepang, layanan ini disebut GoShare.

"Saya senang Sumitomo Corporation mulai berkolaborasi dengan inovator teknologi seperti Gogoro untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik," kata Masaki Nakajima, pejabat eksekutif dan Manajer Umum Divisi Otomotif Sumitomo Corporation. "Peluang untuk memperluas sistem energi pintar Gogoro untuk kendaraan dan aplikasi lainnya sangat penting," kata Nakajima seperti dikutip Motiondigest.

Sebagai platform terbuka, jaringan energi Gogoro menawarkan sistem pertukaran baterai yang dapat digunakan produsen kendaraan dalam pengembangan kendaraan listrik mereka.

Di Taiwan, Gogoro menangani 17.000 baterai yang ditukar setiap hari. Sejak peluncuran tahun 2015, perusahaan menukar 6 juta baterai. Kemitraan ini muncul ketika Gogoro mengalami momentum konsumen yang kuat di Taiwan dan Eropa.

"Jaringan energi Gogoro adalah hasil dari inovasi teknis yang luar biasa dalam perangkat lunak, konektivitas, dan layanan cloud yang memungkinkan sistem canggih yang mampu memimpin transisi dari kendaraan gas ke listrik di wilayah ini dan di seluruh dunia," kata Horace Luke, founder dan CEO Gogor, dikutip Motiondigest.

Gogoro Smartscooter EV mengkalim menjadi kendaraan listrik pintar roda dua yang berkinerja tinggi pertama di dunia dan menggunakan Gogoro Energy Network, infrastruktur penukar baterai canggih bagi konsumen. Gogoro meluncurkan Smartscooter EV dan Gogoro Energy Network pada 2015 di Taipei dan Taiwan.

Marketplace Berbagi Mobil
Sumitomo Corp of Americas (SCOA) mengumumkan investasi di Turo Inc. (Turo), pasar berbagi mobil online yang berkantor pusat di San Francisco AS, sebagai bagian dari putaran pendanaan Seri D.

Kemitraan dan investasi strategis Sumitomo ini tidak hanya akan menambah modal bagi ekspansi bisnis Turo, tapi Sumitomo melalui SCOA juga akan memberikan wawasan pasar untuk ekspansi Jepang dan Asia Pasific (APAC). </span>"Sumitomo memiliki banyak pengalaman di bidang ini, setelah mengoperasikan platform armada Sumitomo Mitsui Auto Service, yang nomor 1 di Jepang," kata Sam Kato, pejabat eksekutif dan Manajer Umum Divisi Automobility, Sumitomo Corp.

"Kami percaya platform Turo akan menjadi </span>game-changer bagi masa depan kepemilikan dan pemanfaatan otomatis. Kami berharap dapat menggunakan wawasan unik kami di pasar Asia untuk memperluas penawaran ini," kata Kato dikutip Aftermarketnews.

Shane Wakasugi, Wakil Presiden Senior dan Manajer Umum Automotive Group di Sumitomo Corp of Americas menambahkan, "portofolio bisnis SCOA yang luas termasuk ritel otomotif, dipasangkan dengan jaringan kliennya di Amerika Utara, akan memberikan peluang bagi potensi sinergi bisnis baru dan kemitraan dengan Turo. "

Sumitomo saat ini berfokus pada investasi dalam tiga sektor utama industri otomotif yakni truk, layanan berbagi tumpangan, dan elektrifikasi.

Didirikan pada 2009, Turo adalah platform berbagi mobil di mana wisatawan dapat menyewa mobil apa pun yang mereka inginkan dan di mana pun. Harganya rata-rata sekitar 35% lebih murah dari agen penyewaan mobil tradisional.

Sampai saat ini, Turo tersedia di 5.500 kota dan di 500 bandara. Ada lebih dari 900 merek dan model mobil yang tersedia bagi pengguna, dan rata-rata pemilik mobil yang menggunakan platform Turin menghasilkan rata-rata US$ 625 per bulan (Rp 8,7 juta). Melalui mitra asuransinya, Liberty Mutual, Turo mengasuransikan pemiliknya hingga US$ 1 juta per perjalanan.

Car Ride Hailing
Selain AS, Sumitomo juga ikut bermain di ibukota Swedia, Stockholm, di mana mereka menginstal layanan berbagi mobil listrik pada 31 Oktober 2018. Bulan Halloween ini bertepatan dengan langkah BMW yang akhirnya menarik layanan DriveNow karena hasil yang mengecewakan.

BMW bukan satu-satunya yang harus mundur. Daimler Car2Go juga ikut mundur dari bisnis ini setelah masuk pada 2016 dan bahkan Audi saja tidak lulus fase pilot project untuk bisnis ini.

Bloomberg
mengutip Yuichi Ono, seorang manajer Sumitomo yang mengawasi proyek tersebut, menjelaskan mengapa Stockholm menjadi pasar yang rumit bagi Sumitomo.

Stockholm memiliki semua keunggulan yang bisa diharapkan untuk suksesnya layanan berbagi mobil. Populasi warganya masih muda, mengerti teknologi dan mobile serta negara ini juga sedang getol-getolnya mempromosikan transportasi yang ramah lingkungan. Tapi ini juga menjadi alasan mengapa ada pemain berbagi mobil yang juga kuat akhirnya didirikan di sana yakni Volvo's Sunfleet.

Sunfleet adalah layanan sewa tradisional dan telah mengembangkan basisnya menjadi 1.500 kendaraan di 50 kota di seluruh negeri, dan sekitar 76.000 pengguna telah terdaftar sejak tahun 1998.

Tetap saja, seperti dikutip Electrive, Sumitomo dinilai masih punya peluang. Pertama, mereka memiliki manfaat tambahan dalam menggunakan mobil listrik. Kedua, mereka memungkinkan menawarkan aplikasi pemesanan itu lebih mudah dan gratis. Ketiga, ada potensi migrasi dari 32.000 pengguna DriveNow (dari BMW) yang terlantar ke layanan yang dirilis Sumitomo.

Sumitomo meluncurkan 300 armada Renault Zoe pada November 2018 dan memiliki 50.000 pengguna di Swedia pada tahun 2020. Setelah bisnis berbagi mobil listrik mereka berhasil, mereka siap untuk memperluas bisnisnya. Kini, mereka masuk ke jasa transportasi di Indonesia dengan membeli 2% saham PT Blue Bird Tbk (BIRD).
(tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2HY9Hy7
February 07, 2019 at 10:05PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Diam-diam, Sumitomo Masuk ke Bisnis Berbagi Kendaraan"

Post a Comment

Powered by Blogger.