Sebab hal itu merupakan adalah bagian dari 'soft power' pemerintah China. Demikian disampaikan Zulfikar dalam acara Diskusi Publik Tantangan Mendorong Pertumbuhan dan Menarik Investasi di Tahun Politik di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
"Mengenai isu pekerja China membludak, menurut data Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan) ada 26 ribu. Ini tidak mengherankan, China begitu adanya, China gunakan pekerjanya sendiri saat investasi di luar negeri," kata Zulfikar.
Ia memerinci, setidaknya ada dua alasan, kenapa pemerintah China lebih cenderung menggunakan pekerja dari negara asalnya.
Pertama, akan lebih mudah bekerja dengan rekan sebangsa sehingga level manajerial dan direksi direkrut langsung dari Negeri Tirai Bambu. Kedua, bagi China, menyebar orang China adalah simbol kekuatan.
Meski demikian, pekerja China juga menjadi isu di berbagai negara dan kerap kali timbul penolakan. Namun China tak juga gentar, karena itu adalah hal biasa.
"Ini budaya mereka membawa pekerja. China gak akan berhenti membawa pekerjanya," kata Zulfikar.
Lebih lanjut, dia menjelaskan sejak 2016 lalu, pemerintahan Presiden Xi Jinping memang gencar berinvestasi di sektor infrastruktur di luar negaranya, termasuk di Indonesia. Proyek ambisius itu dinamai "The Belt and Road Initiative".
Proyek itu didasari oleh melambatnya tren pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Sehingga China masif membangun pelbagai proyek infrastruktur. Proyek itu berfokus pada konektivitas dan kerja sama antara negara-negara Eurasia dengan China. Strategi tersebut menegaskan tekad China untuk mengambil peran lebih besar dalam jaringan perdagangan global.
"Ini proyek terbesar China di bawah Jinping, rencana utamanya bangun rel kereta api, jalan raya dimulai dari China, Asia, Turki dan Eropa, belt adalah jalur laut, pembangunan port, pelabuhan, dan jembatan. Jakarta menempati posisi strategis bagi China, sehingga infrastruktur meningkat drastis," tutur dia.
Foto: Menko Maritim Luhut Pandjaitan melakukan peletakan baru pertama, pembangunan perusahan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) pada hari Kamis (30/8). (dok. Kemenko Maritim)
|
Contoh beberapa proyek infrastruktur strategis China di Indonesia, misalnya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pabrik baja di Morowali oleh Tsing San Group, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kalimantan. Proyek Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika juga didanai oleh Asian Investment Infrastructure Bank (AIIB).
Karena itu tidak mengherankan, dari sisi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia, China menempati urutan ketiga terbesar (top three). Proyek China di Inonesia mencapai US$ 87 miliar.
Simak video terkait target investasi di 2019 di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq)
http://bit.ly/2GdyXPh
February 07, 2019 at 10:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'China tak akan Berhenti Membawa Pekerjanya'"
Post a Comment