
Pemerintah di Eropa punya perhatian pada masalah keamanan nasional dan tuduhan memata-matai yang dilayangkan AS, sementara perusahaan telekomunikasi Eropa bergantung pada produk-produk Huawei dan telah menyerukan agar lebih hati-hati dalam melarang perangkat Huawei, yang merupakan salah satu pemasok terbesar perangkat untuk teknologi telekomunikasi 5G.
South China Morning Post mengatakan, Jerman adalah salah satu dari beberapa negara Eropa yang masih mempertimbangkan apakah akan memblokir Huawei atau tidak, karena kian banyak negara Uni Eropa yang menetapkan aturan tinggi pada Huawei.
Pada Kamis, empat pejabat senior Uni Eropa mengatakan, Uni Eropa sedang menilai proposal yang akan berarti larangan de facto pada Huawei pada jaringan seluler generasi mendatang.
Pemerintah Ceko pada minggu lalu mengecualikan Huawei dari tawaran membangun sistem online nasional dalam mengajukan pengembalian pajak. Namun, Deutsche Telekom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Eropa, mengatakan larangan peralatan Huawei akan menunda pengembangan 5G di Eropa setidaknya hingga dua tahun, menempatkannya pada posisi di belakang Amerika Serikat dan China.
Pada Rabu, perusahaan Jerman merilis rencana yang katanya akan memungkinkan jaringan Eropa menggabungkan peralatannya dengan aman dari pemasok China. Ia juga menyarankan langkah-langkah teknis untuk membiarkan pemerintah dan pihak ketiga yang independen mengatasi kerentanan keamanan.
Kepala eksekutif Vodafone, Nick Read mengatakan perusahaan akan berhenti menggunakan teknologi Huawei dalam jaringan intinya di Eropa, tetapi jika peralatan Huawei tidak dapat digunakan dalam jaringan akses radio, biaya bisnis dan konsumen akan meningkat pesat.
Read juga mengatakan, banyak penilaian tentang Huawei yang tidak "cukup jelas dan berdasarkan fakta".
Tim Rühlig, seorang analis hubungan Uni Eropa-China di Swedish Institute of International Affairs, mengatakan Eropa sangat terintegrasi ke dalam ekonomi AS dan China, dan sedang berjuang menemukan jalannya sendiri antara persaingan AS-China yang sedang berkembang.
"Apa yang kami saksikan adalah konfrontasi teknologi antara AS dan China. Dunia mungkin berakhir dengan dunia teknologi yang terbagi, satu dijalankan oleh China dan satu lagi dijalankan oleh non-China. Pada saat ini, baik AS dan China menganggap konflik infrastruktur 5G sebagai masalah geopolitik," kata Rühlig, dilansir dari thestar, Senin (04/01/2019).
Dia mengatakan, Eropa berada dalam posisi yang canggung, dengan China dan Amerika Serikat menginginkannya untuk memihak.
(roy/roy)
http://bit.ly/2HNjMOo
February 04, 2019 at 10:01PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Diblokir AS-Australia, Uni Eropa Galau Tentukan Nasib Huawei"
Post a Comment