Hasilnya bisa dibilang menggembirakan. Pada kuartal terakhir tahun lalu, perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,18% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang sebesar 5,12% YoY. Pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2018 adalah 5,17%, juga di atas ekspektasi yang sebesar 5,15%.
Terlepas dari tekanan terhadap rupiah yang begitu besar sepanjang tahun lalu, laju perekonomian Indonesia ternyata bisa dijaga di level yang relatif tinggi. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2017 tercatat hanya sebesar 5,07%. Sepanjang tahun 2018, rupiah melemah hingga 7,3% melawan dolar AS di pasar spot.
Namun jangan kelewat senang dulu. Jika dilihat lebih dalam, ternyata perekonomian Indonesia tak kinclong-kinclong amat.
Perlu diketahui bahwa perekonomian terdiri dari dua sektor, yaitu sektor tradable dan sektor non-tradable. Sektor tradable berisi industri-industri yang output-nya diperdagangkan secara internasional serta melibatkan proses produksi yang konvensional. Agrikultur, pertambangan, dan manufaktur termasuk ke dalam sektor ini. Pada umumnya, sektor tradable memerlukan banyak tenaga kerja berpendidikan rendah, buruh pabrik misalnya.
Sementara itu, sektor non-tradable pada umumnya terdiri dari sektor-sektor jasa seperti jasa telekomunikasi, transportasi, dan keuangan. Sektor ini memerlukan lebih sedikit tenaga kerja, namun dengan kualifikasi tingkat pendidikan yang lebih tinggi, biasanya dimulai dari jenjang S1 ke atas.
Terhitung sejak Joko Widodo mengambil alih posisi RI-1 dari tangan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014 silam, perekonomian Indonesia sudah dikuasai oleh sektor non-tradable. Berdasarkan perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia, sektor non-tradable menguasai sebesar 53,4% dari perekonomian Indonesia, sementara porsi dari sektor tradable adalah sebesar 44,1%.
Namun, tahun demi tahun terlewati, sektor non-tradable kian menguasai perekonomian tanah air. Pada tahun 2018, sektor non-tradable menguasai sebesar 54,7% dari perekonomian Indonesia, sementara porsi dari sektor tradable adalah sebesar 41,2%.
Kenaikan porsi sektor non-tradable ini tidak lain didorong oleh pesatnya pertumbuhan di sektor tersebut, mengalahkan sektor tradable.
(ank/dru)
http://bit.ly/2UOY4vd
February 07, 2019 at 09:53PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harus Diakui, Ekonomi RI Makin Tidak Proporsional!"
Post a Comment