Sebagian besar sektor menghijau, namun pergerakan sektor berkapitalisasi besar seperti keuangan dan konsumer membuat IHSG mengalami pelemahan. Secara persentase, sektor industri dasar menjadi pemberat utama dengan sumbangan pelemahan 1,09% atau 6,8 poin.
Investor asing pada sesi II juga mencatatkan jual bersih (net sell) yang lebih besar Rp 259 miliar di pasar reguler. Saham bank buku IV banyak di lepas hingga membuat sektor keuangan berbalik ke zona merah.
Secara teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda akan terjadi koreksi pada perdagangan esok hari, Rabu (19/2/2019), seiring terbentuknya pola bintang jatuh (shooting star). Pola tersebut dikategorikan pembalikan arah menuju penurunan (bearish reversal).
Potensi koreksi IHSG pada esok hari sepertinya tidak terlalu besar, hal ini dikarenakan IHSG masih bergerak di atas rata-rata harganya selama lima hari (moving average/MA5) atau memiliki kecenderungan menguat.
![]() |
Situasi yang membuat IHSG terkoreksi datang dari hubungan AS-Uni Eropa yang semakin memanas. Uni Eropa bersumpah untuk mengeluarkan kebijakan balasan jika AS mengenakan bea masuk baru bagi impor mobil asal Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa blok ekonomi tersebut tak akan membeli kedelai dan LNG dari AS.
Juncker mulai berbicara setelah Kementerian Perdagangan AS diketahui mengirim rekomendasi ke meja Presiden AS Donald Trump untuk mempertimbangkan wacana pengenaan bea masuk terhadap impor mobil dan suku cadang.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2SXMl05
February 20, 2019 at 01:04AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Berakhir Zona Merah, Waspada Koreksi Lanjutan"
Post a Comment