Kedua fintech ini memang menduduki peringkat puncak top of mind alat pembayaran digital. Berdasarkan laporan Fintech 2018 yang diselenggarakan Daily Social dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebutkan dari 1.419 responden 79,4% menggunakan GoPay. Sementara 58,4% menggunakan OVO dan 55,5% responden menggunakan T-Cash milik Telkomsel.
OVO merupakan produk milik PT Visionet Internasional yang terafiliasi dengan Grup Lippo. Mengutip rilis Lippo, tahun lalu OVO telah mendapatkan suntikan dana dari Tokyo Century sebesar US$120 juta.
Sementara GoPay merupakan produk milik PT Dompet Anak Bangsa. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek). Perusahaan berbagi tumpangan ini (ride-hailing) merupakan salah satu startup unicorn (bervaluasi di atas US$1 miliar) yang paling digandrungi investor asing.
Foto: Infografis/Deretan Investor Asing Gojek/Arie Pratama
|
Mengutip Crunchbase, Go-Jek telah disuntik investor lebih dari US$4 miliar, sebagian besar investornya adalah investor asing. Kabarnya, valuasi perusahaan sudah mencapai US$9,5 miliar dan sedikit lagi menyandang status decacorn.
Beberapa investor utama Go-Jek adalah Tencent Holdings, JD.com Inc, New World Strategic Invesment dari China, Google dari AS, Temasek Holdings dan Hera Capital dari Singapura dan Astra International dan GDP Ventures dari Indonesia.
Simak video tentang BUMN bersatu tantang GoPay dan OVO di bawah ini:
(roy/miq)
http://bit.ly/2Gh5F2c
February 11, 2019 at 08:47PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Deretan Investor Asing di Balik OVO dan GoPay"
Post a Comment