
Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) juga masih terangkat 0,94% ke level US$ 56,02/barel, setelah juga naik 0,04% kemarin.
Pada posisi yang sekarang, harga minyak sudah terpangkas sekitar 2,1% selama sepekan (point-to-point). Sedangkan sejak awal tahun masih tercatat naik sekitar 22%.
Penguatan harga minyak semakin membesar pasca American Petroleum Institute (API) mengatakan bahwa inventori minyak mentah Amerika Serikat (AS) untuk minggu yang berakhir pada 22 Februari diprediksi turun sebesar 4,2 juta barel.
Turunnya inventori minyak merupakan kabar baik bagi pelaku pasar. Sebab menjadi salah satu indikator bahwa konsumsi minyak di AS masih tinggi.
Namun demikian, peningkatan pasokan dari AS yang sudah menembus rekor 12 juta barel/hari, masih memberikan tekanan pada pergerakan harga minyak.
Terlebih, hal tersebut terjadi ditengah perlambatan perekonomian global yang turut mempengaruhi permintaan energi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)
https://ift.tt/2BUDGSp
February 27, 2019 at 05:01PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inventori Minyak AS Diprediksi Turun, Harga Minyak Terangkat"
Post a Comment