Bahkan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan membuat kebijakan agar perusahaan telekomunikasi AS tidak boleh lagi menggunakan perangkat Huawei. Sikap galak Presiden Donald Trump ini pun mengundang kontroversi.
Menurut laporan Wall Street Journal yang dikutip BGR.com, pemerintah AS memang khawatir teknologi 5G dapat digunakan China untuk memata-matai orang Amerika Serikat dan menguntit AS.
Selain itu, AS khawatir China bisa menguasai teknologi 5G secara luas sebelum perusahaan AS mengembangkan teknologi ini. Dengan bantuan peralatan Huawei, China akan menggantikan Silicon Valley sebagai pusat inovasi dunia, ujar beberapa pembuat kebijakan di Washington dan eksekutif di industri tersebut.
Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) akhirnya membatalkan akuisisi Qualcomm oleh Broadcom senilai Rp US$121 miliar dengan alasan setelah akuisisi ini Huawei bisa unggul dalam pengembangan teknologi 5G. Pembatalan ini memunculkan kritik proteksionisme pada negara liberal.
Asal tahu saja, AT&T dan Verizon, akan mulai menerapkan 5G di beberapa kota di AS tahun ini. T-Mobile dan Sprint akan mengikuti tahun depan. Analis memperkirakan China akan melakukan penyebaran 5G dengan cara berbeda.
"Orang-orang China akan mendekati mitranya secara terselubung," kata analis Gartner, Ian Keene.
Vodafone, sementara itu, operator terbesar kedua di dunia mempercayai Huawei.
"Mereka adalah perusahaan yang sangat inovatif. Mereka sangat terbuka. Kami tidak pernah menemukan sesuatu yang tak dari normal dalam peralatan dan perangkat lunak Huawei," kata eksekutif Vodafone Vittorio Colao.
Saksikan video soal AS yang meminta sekutunya tak pakai perangkat Huawei di bawah ini:
(roy/prm)
http://bit.ly/2N2CVuH
February 12, 2019 at 10:06PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kalah Bersaing Dalam Teknologi 5G, Alasan AS Usir Huawei?"
Post a Comment