Search

Konflik Dagang Global Reda, Tren Penguatan Rupiah Berlanjut

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah pagi ini terpantau kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan Rupiah yang cukup tinggi pekan lalu dipicu karena tensi perang dagang mereda dan kebijakan the Fed yang menahan suku bunga acuannya.

Hingga pukul pukul 10:40 WIB, Rabu (6/2/2019), US$ 1 dihargai senilai Rp 13.925. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan Senin lalu. Penguatan tersebut menjadikan rupiah berada di tempat ke tiga, hanya kalah dari yen Jepang dan ringgit Malaysia.

Mata uang Asia perlahan mampu lepas dari cengkeraman dolar AS. Hal ini tidak lepas dari pernyataan Presiden AS Donald Trump dalam pidato tahunan State of the Union pagi waktu Indonesia Barat.

"Akhirnya kita mampu memperjelas posisi dengan China. Saya tidak menyalahkan China, ini adalah kesalahan pemimpin dan legislatif kita. Sekarang kami sedang bekerja untuk mencapai kesepakatan dengan China," tegas Trump dalam pidatonya.

Secara teknikal, rupiah cenderung masih mendominasi pergerakan dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah terlihat masih bergerak di atas garis rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5), artinya cenderung menguat dalam jangka pendek.

Sumber: Refinitiv
Lebih jauh lagi, tren pergerakan dolar AS terhadap mata uang sang garuda cenderung turun. Hal ini tercermin dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang bergerak turun (downtrend). Dalam jangka pendek, rupiah berpotensi menguji level Rp 13.800.

Selain sentimen di dari perang dagang yang semakin mengendur, Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya akan bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di Vietnam pada 27-28 Februari. Hal ini turut memompa semangat sang garuda terbang lebih tinggi hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2RJQAaE
February 06, 2019 at 06:26PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Konflik Dagang Global Reda, Tren Penguatan Rupiah Berlanjut"

Post a Comment

Powered by Blogger.