Ditemui di sela-sela pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (9/5/2019), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan resep pemerintah.
"Justru itu lima tahun ke depan di RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) kita berikan perhatian khusus pada upaya perbaiki defisit transaksi berjalan," kata Bambang kepada wartawan.
Menurut dia, muasal defisit transaksi berjalan ada tiga komponen. Pertama, neraca perdagangan. Selama ini neraca mengalami defisit ataupun surplus yang terlalu kecil. Untuk itu harus ada upaya mendorong ekspor.
Kedua, defisit pada komponen jasa seperti jasa pengangkutan kapal. Ketiga, masih kurangnya inflow atau potensi jasa yang juga mendatangkan devisa ke dalam negeri, khususnya pariwisata.
"Jadi pariwisata harus digenjot dan didorong. ekspor harus didorong diversfikasi lebih baik. Terutama diversifikasi yang tadinya hanya ketergantungan komoditas sumber daya alam dan lebih ke produk manufaktur. Ketiga perbaiki jasa yang defisit selama ini," ujar Bambang.
Ke depan, lanjut dia, rata-rata pertumbuhan ekonomi lima tahun ke depan ditargetkan 5,4%. Ini adalah skenario baseline. Ada pula skenario moderat dan tinggi masing-masing 5,7% dan 6,0%.
"Tentu nanti ini masih teknokratik dan akan ditetapkan mana yang akan jadi target. Faktor pendukung otomatis harus ada transformasi ekonomi dengan peningkatan produktivitas, sektor pertanian, industri dan jasa dan transksi berjalan yang defisit harus dikurangi jika ingin punya pertumbuhan lebih tinggi," kata Bambang.
Simak video terkait CAD di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/gus)
http://bit.ly/2Wz1LWT
May 09, 2019 at 06:36PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bagaimana Mengatasi Masalah CAD yang Dikeluhkan Jokowi?"
Post a Comment