Sosok Djoko Abumanan, Pengganti Sementara Sofyan Basir di PLN

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) kembali melakukan perombakan direksi, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan setrum negara ini memutuskan Djoko R Abumanan menjabat kursi Direktur Utama sementara ini.

Seperti diketahui, kursi Direktur Utama PLN sebelumnya diisi oleh Sofyan Basir yang sebelumnya dinonaktifkan akibat terlibat kasus dugaan suap di PLTU Riau I. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan status tersangka ke Sofyan Basir dan menahannya kemarin lusa.

Akibatnya, pelat merah kelistrikan ini kembali merombak direksi dengan susunan sebagai berikut:

- Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Djoko R Abumanan, menjadi Plt Direktur Utama PLN merangkap Direktur Pengadaan Strategis 2
- Direktur Pengadaan Strategis 2, Supangkat Iwan Santoso, menjadi Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN
- Direktur Utama PT Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, menjadi Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN

Dijumpai usai RUPST di Kementerian BUMN, Djoko menjelaskan, ia menjabat sementara menjadi pelaksana tugas. "Belum definitif, Bu Inten jadi direktur pengadaan satu, ini biasa saja kan ada yang kosong berapa jadi pasti ada yang Plt," ujarnya, Rabu (29/5/2019).

Sejak 2017, Djoko menjabat sebagai direktur bisnis regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN. Sebelumnya ia merupakan Direktur Bisnis Regional Kalimantan.

Alumni ITB ini duduk di kursi direksi PLN sejak 2015, di bawah kepemimpinan Sofyan Basir. Sebelum menjadi direktur, Djoko menjabat sebagai General Manager PLN Wilayah Jawa Barat dan Banten.

Menjabat direktur Jawa bagian timur, Bali, dan Nusa Tenggara amanat utamanya mengejar target rasio elektrifikasi. Terutama di wilayah Nusa Tenggara yang masih tergolong rendah, NTT salah satunya.

Sosok Djoko Abumanan, Pengganti Sementara Sofyan Basir di PLN

Foto: Djoko Abumanan, paling pinggir kanan. dok. PLN

Kini, NTT baru 72% wilayah yang teraliri listrik. Rasio ini sebenarnya naik dibanding posisi dua tahun lalu yang hanya 61%. "Terdapat 35.500 rumah tangga yang belum dapat listrik, sekarang sudah 11 ribu. Sisanya kita kejar, targetnya bisa sampai 90% tahun ini," ujar Djoko, April lalu.

(gus/gus)

Let's block ads! (Why?)