Keputusan tersebut diambil manajemen perusahaan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2019.
Sepanjang tahun 2018, ROTI membukukan pertumbuhan laba bersih positif sebesar 18,29% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 172,29 miliar dari Rp 145,98 miliar di tahun 2017. Peningkatan laba bersih seiring dengan melesatnya pendapatan perusahaan yang naik 26,31% YoY menjadi Rp 2,77 triliun dari tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 2,49 triliun.
Lalu, jika ditelaah lebih dalam, usaha ROTI yang tumbuh paling signifikan tahun adalah penjualan kue. Kue buatan ROTI mencatatkan penjualan hingga Rp 120 miliar di tahun 2018, tumbuh 49.79% YoY. Tahun 2018, masyarakat Indonesia memang mengkonsumsi kue lebih banyak dibanding tahun 2017.
Hasil survei konsumsi tahunan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik menuliskan bahwa konsumsi kue orang Indonesia tumbuh sekitar 6% YoY. Pertumbuhan lebih didominasi oleh konsumsi kue basah seperti kue lapis, cake, dan kue tradisional lainnya.
Lebih lanjut, performa bottom line ROTI hingga akhir Maret 2019 bahkan lebih memuaskan. Laba bersih pada kuartal I-2019 meroket 123,22% secara tahunan menjadi Rp 64,85 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 29,05 miliar.
Khasiat keuntungan ROTI melesat lebih dari dua kali lipat adalah tertekannya porsi beban penjualan perusahaan sepanjang Januari-Maret 2019.
Di lain pihak, RUPSLB 2019 juga menyetujui penggunaan dana hasil penawaran umum untuk pengembangan fasilitas produksi, berupa pembangunan sekitar 4-6 pabrik baru, serta penambahan lini produksi pada pabrik-pabrik yang ada sekarang. (dwa/hps)
http://bit.ly/2WxyJqL
May 08, 2019 at 11:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Untung Jualan Sari Roti, Nippon Indosari Bagi Dividen Rp 59 M"
Post a Comment