Search

Bursa Saham Singapura Tertekan di Ujung Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini dimulai dari zona merah. Perpanjangan masa tenang antara Amerika Serikat (AS) dengan China tampaknya masih membuat ragu investor di Negeri Singa.

Indeks Straits Times pada pukul 09.26 waktu setempat tercatat terkoreksi 0,09% ke level 3.250,25 poin. Saham-saham seperti DBS turun 0,2%, StarHub turun 10,53%, SingTel turun 0,33% dan CityDev turun 0,74%.

Sentimen yang mempengaruhi kinerja pasar keuangan Asia memang agak tanggung. Dari area dialog dagang AS-China di Beijing, belum ada laporan atau bocoran mengenai hasilnya. Kini perundingan sudah memasuki pembicaraan tingkat menteri.

Sempat ada berita gembira yang membuat pasar keuangan Asia bergairah. Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk memperpanjang masa 'gencatan senjata' dengan China.

Mengutip beberapa orang sumber, Trump tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang masa tenang tersebut selama 60 hari terhitung mulai 1 Maret. Menurut mereka, Trump berusaha untuk memberi waktu untuk pembahasan yang lebih mendalam.

Namun kabar tersebut kandas. Beijing, menurut beberapa orang sumber Reuters, tidak pernah mengusulkan perpanjangan waktu. Hu Xijin, Pemimpin Redaksi Global Times (tabloid yang dikelola Partai Komunis China) menyebut laporan Bloomberg tersebut tidak akurat.

Investor yang agak kecewa kemudian memilih mundur teratur dan bertindak hati-hati. Hasilnya, pasar keuangan Asia bergerak dalam rentang terbatas karena minimnya sentimen kuat yang bisa mendorong lajunya. (hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2EbVcDe
February 15, 2019 at 03:33PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Bursa Saham Singapura Tertekan di Ujung Pekan"

Post a Comment

Powered by Blogger.