Hal tersebut membuat beberapa netizen melayangkan tagar #uninstallbukalapak. Tagar tersebut bahkan sempat menjadi trending topic selama 2 hari di jagad media sosial.
Akhir pekan lalu, Presiden Joko Widodo pun menggelar pertemuan dengan yang bersangkutan. Achmad Zaky dalam pertemuan tersebut, menyampaikan permohonan maaf dan meluruskan pernyatannya.
Saat ditemui di kantornya, Selasa (19/2/2019), Wakil Presiden Jusuf Kalla tak memungkiri bahwa dana riset yang diberikan pemerintah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangga.
![]() |
"Bahwa dari segi perbandingan, mungkin kita memang lebih rendah karena begitu banyak kebutuhan nasional kita. Tapi riset juga masuk dalam anggaran pendidikan," kata JK.
"Sebenarnya yang dibutuhkan adalah fokus. Sekarang ini terlalu terbagi macam-macam. Semua merasa penting. Mungkin kita bicara fokus tentang riset, pangan. Nanti kita bicarakan," jelasnya.
JK pun memahami cuitan yang dilontarkan Ahmad Zaky, sekaligus mencontohkan bagaimana platform media sosial seperti Facebook, saat belum seperti sekarang.
"Itu dimulai kecil-kecilan dulu. Dimulai dari kampus, jadi tidak butuh jumlah yang besar dulu. Jadi dia mulai saja dulu. [...] Kan anggaran juga bukan hanya di APBN, tapi perusahaan bikin riset juga," tegasnya.
Pemerintah, memang akan memberikan insentif fiskal untuk kegiatan RnD berupa potongan pajak tiga kali lipat untuk pajak penghasilan (PPh). JK mengaku, rencana tersebut masih on the track.
"Itu ada insentifnya, kalau Anda mengadakan riset, itu mengurangi pajak. Itu sudah ada. Tapi saya belum tau itu di Menteri Keuangan. Tapi berjalan itu, bukan hanya sekarang," tegasnya.
Saksikan video tentang klarifikasi bos Bukalapaknya soal pernyataan 'Presiden baru' di bawah ini:
(roy/roy)
http://bit.ly/2DT1EO1
February 19, 2019 at 10:41PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "JK, Bos Bukalapak, Anggaran RdanD dan 'Presiden Baru'"
Post a Comment