
Hal tersebut dikemukakan kepala negara saat meninjau progres pembangunan terowongan tersebut di Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Jakarta, Senin (11/3/2019).
"Ini sudah rencana yang lama, dikaji, ini kita sekarang dalam proses kita kerjakan terowongan Nanjung ini sepanjang 230 meter, 2 terowongan," kata Jokowi.
Dua terowongan Nanjung tersebut, lanjutnya, menembus tebing sepanjang 230 meter. Jika pembangunan kedua terowongan ini selesai, maka diharapkan bisa mengurangi banjir di Bandung Selatan, terutama di Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.
"Akhir tahun ini insyaallah sudah rampung, selesai. Sehingga nanti musim hujan berikut sudah kelihatan fungsi dari terowongan ini," tegasnya.
Jokowi menjelaskan, lambannya pembangunan ini tak lepas dari ketidakmampuan pemerintah daerah dari sisi anggaran. Apabila tidak diambil alih oleh pemerintah pusat, maka proyek ini tak kunjung rampung.
"Kalau kita lapangannya. Dulu kan kita sudah pernah cek yang di kawasan retensi yang juga kita bangun di Cieunteung, kan sudah ke sana kita. Jadi kalau sudah itu kemudian diputuskan ya langsung dijalankan," katanya.
"Biasanya kita bekerja seperti itu, lapangannya kita lihat, kemudian perencanaan, perencanaan, perencanaan sudah lama, sudah lama, sudah lama sekali. Kita ini kan sudah memutuskan," jelasnya.
Selain Terowongan Nanjung, pemerintah juga mengerjakan sejumlah infrastruktur penanganan banjir, seperti pembuatan kolam retensi Cieunteung Dayeuhkolot, embung Gedebage, floodway Sungai Citepus, dan Sungai Cisangkuy.
Simak video terkait infrastruktur Jokowi di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://ift.tt/2XLQAeC
March 11, 2019 at 05:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengintip Pembangunan Terowongan yang 'Tenggelam' 15 Tahun"
Post a Comment