Search

Perang Dagang dan Denuklirisasi Bawa IHSG Anjlok 1,26%

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka naik tipis 0,02%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru kemudian mengalami sell-off dan anjlok 1,26% ke level 6.443,35 pada akhir perdagangan. IHSG lantas harus rela ditutup di bawah level psikologis 6.500 untuk kali pertama dalam 7 hari perdagangan.

Berbicara mengenai level psikologis, dalam beberapa waktu terakhir terlihat jelas bahwa level 6.500 merupakan level psikologis yang benar-benar kuat bagi IHSG. Kala sudah menembus level ini, penguatan IHSG langsung menjadi terbatas. Dibutuhkan katalis yang benar-benar kuat supaya IHSG bisa loncat ke level 6.600.

Pada perdagangan hari ini, sentimen-sentimen yang ada justru negatif. Perang dagang dan perang nuklir membuat investor melepas saham-saham di kawasan Asia. IHSG tak melemah sendirian hari ini.

Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak diperdagangkan melemah: indeks Nikkei turun 0,79%, indeks Shanghai melemah 0,44%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,43%, indeks Straits Times jatuh 0,98%, dan indeks Kospi anjlok 1,76%.

Pasca optimisme pelaku pasar terkait prospek damai dagang AS-China sempat membuncah menyusul perpanjangan periode gencatan senjata kedua negara, kini optimisme tersebut menjadi surut.

Pasalnya, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara seolah mengingatkan investor bahwa damai dagang AS-China sejati-nya masih jauh dari realitas.

Berbicara di hadapan House Ways and Means Committee, Lighthizer menyatakan bahwa sebuah negosiasi tidak akan begitu saja mengubah hubungan dagang AS-China.

"Kenyataannya adalah ini menjadi tantangan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Saya tidak cukup bodoh untuk percaya satu negosiasi bisa mengubahnya," kata Lighthizer, mengutip Reuters.

Apabila AS-China sampai batal mencapai kesepakatan damai dagang, lanjut Lighthizer, maka dirinya tidak akan segan untuk kembali menaikkan bea masuk. Sebab bea masuk adalah satu-satunya alat untuk menekan China agar melakukan reformasi struktural.

Sebagai informasi, reformasi struktural yang dimaksud oleh Lighthizer adalah mengenai pemaksaan transfer teknologi terhadap perusahaan asal AS yang menjalankan bisnis-nya di China. Ada juga permasalahan manipulasi kurs untuk mendongkrak kinerja ekspor.

Kalau sampai perang dagang tereskalasi, dipastikan bahwa ekonomi AS dan China akan semakin tertekan. Belum tereskalasi saja, data ekonomi di kedua negara sudah menunjukkan sinyal perlambatan.

Di AS, kemarin (27/2/2019) pemesanan produk-produk manufaktur periode Desember 2018 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan hingga 1,5% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.

Sehari sebelumnya yakni pada hari Selasa (26/2/2019), angka pembangunan hunian baru periode Desember 2018 diumumkan sejumlah 1,08 juta unit saja (annualized), di bawah konsensus yang sejumlah 1,25 juta unit, juga dilansir dari Forex Factory. (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2tIXfbI
February 28, 2019 at 11:59PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perang Dagang dan Denuklirisasi Bawa IHSG Anjlok 1,26%"

Post a Comment

Powered by Blogger.