Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto, yang juga Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), meyakini target itu dapat tercapai lantaran perusahaan telah mengakuisisi saham mayoritas PT Holcim Indonesia Tbk dan mengubah namanya menjadi Solusi Bangun Indonesia.
Akuisisi itu dilakukan oleh PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIBB), anak usaha Semen Indonesia pada akhir Januari lalu.
Holcim Indonesia sebelumnya dimiliki oleh perusahaan semen asal Swiss, Lafarge Holcim. Perusahaan tersebut menjual seluruh aset operasi Lafarge Zero senilai US$ 917 juta atau setara dengan Rp 12,95 triliun untuk 80,6% saham Holcim Indonesia.
"Kami berharap ekspor Semen Indonesia Group yang tahun kemarin mencapai 3 juta ton, kami harapkan bisa 4-5 juta ton di tahun ini," kata Agung Wiharto, kepada awak media seusai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Senin (11/2/2019).
Menurut Agung, kondisi itu tidak terlepas dari kondisi pasar di dalam negeri, karena pasar domestik masih menjadi prioritas. Ekspor Semen Indonesia Group, sebelum bergabung mengambilalih Holcim, mencapai 8% dari total penjualan. "Dalam negeri cukup, kalau ada kelebihan untuk meningkatkan utilisasi kita ekspor," tutur dia.Dari sisi penjualan, Agung memperkirakan, secara industri di tahun ini, pasar domestik akan tumbuh 4-5%.
Adapun dari sisi kapasitas produksi, dengan mengakuisisi Holcim, kapasitas produksi domestik Semen Indonesia meningkat dari sebelumnya 38 juta ton per tahun menjadi 50 juta ton per tahun. Ini belum termasuk dengan kapasitas produksi pabrik Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) di Vietnam sebesar 3 juta ton.
"Dengan bergabungnya Solusi Bangun Indonesia ex Holcim, kapasitas produksi di dalam negeri bisa 50 juta ton," tuturnya.
Dengan akuisisi itu, diharapkan dari sisi rantai pasokan (supply chain) dapat lebih terintegrasi. Sebagai contoh, selama ini Semen Indonesia belum mempunyai pabrik di Aceh, maka dengan tambahan pabrik di Lhoknga, bisa membantu distribusi di wilayah Sumatera Barat.
Hal yang sama juga terjadi di pabrik Narogong, Jawa Barat, di mana sebelumnya Semen Indonesia belum mempunyai footprint di wilayah tersebut, padahal konsumsi semen terbesar di Indonesia ada di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Sinergi ini yang kami harapkan efisiensi yang tinggi dan akan meningkatkan kinerja di tengah himpitan persaingan yang sangat keras," kata Agung. (tas)
http://bit.ly/2tkoclD
February 11, 2019 at 10:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Semen Indonesia Bidik Ekspor 5 Juta Ton di 2019"
Post a Comment