Search

Gairah Investor Tak Mampu Panaskan Pasar Obligasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah masih terkoreksi pada awal perdagangan hari ini, Senin (4/3/2019), padahal pelaku pasar global sedang bergairah karena perkembangan positif dari damai dagang.  

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0079 bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 4 basis poin (bps) menjadi 8,31%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Tiga seri acuan lain juga kompak terkoreksi tetapi kenaikan yield-nya tidak sebesar FR0079.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 4 Mar 2019
Seri Jatuh tempo Yield 1 Mar 2019 (%) Yield 4 Mar 2019 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 1 Mar'19
FR0077 5 tahun 7.495 7.511 1.60 7.4735
FR0078 10 tahun 7.84 7.874 3.40 7.8294
FR0068 15 tahun 8.154 8.193 3.90 8.156
FR0079 20 tahun 8.273 8.313 4.00 8.2485
Avg movement 3.22
Sumber: Refinitiv 


Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 511 bps, melebar dari posisi pekan lalu 508 bps.
 

Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 2,76% dari posisi pekan lalu 2,75%. 


Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini inversi yang terjadi sejak Agustus tahun lalu sudah tidak terlihat lagi. 
Sebelumnya, inversi hampir selalu terjadi untuk tenor 2 tahun dengan tenor 5 tahun. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

 

Yield US Treasury Acuan 4 Mar 2019
Seri Benchmark Yield 1 Mar 2019 (%) Yield 4 Mar 2019 (%) Selisih (Inversi) Satuan Inversi
UST BILL 2019 3 Bulan 2.435 2.44 3 bulan-5 tahun -12.5
UST 2020 2 Tahun 2.559 2.559 2 tahun-5 tahun -0.6
UST 2021 3 Tahun 2.538 2.544 3 tahun-5 tahun -2.1
UST 2023 5 Tahun 2.556 2.565 3 bulan-10 tahun -32.2
UST 2028 10 Tahun 2.755 2.762 2 tahun-10 tahun -20.3
 Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, posisi terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 935,11 triliun SBN, atau 37,94% dari total beredar Rp 2.464 triliun berdasarkan data per 27 Februari.  

Angka kepemilikan asing masih positif atau bertambah Rp 41,86 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga seperti yang terjadi pada nilai tukar rupiah di pasar uang, tetapi tidak seperti pasar saham yang menguat 0,38% pagi ini. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya terjadi di India dan Malaysia sedangkan yang lain masih terkoreksi. 

Di antara negara maju, tidak ada pasar obligasi pemerintahnya yang menguat. Hal tersebut mengindikasikan pelaku pasar sedang lebih banyak masuk ke pasar saham yang dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan pasar obligasi.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara Yield 1 Mar 2019 (%) Yield 4 Mar 2019 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 9.02 9.09 7.00
China 3.195 3.229 3.40
Jerman 0.187 0.189 0.20
Perancis 0.577 0.58 0.30
Inggris 1.296 1.299 0.30
India 7.591 7.556 -3.50
Italia 2.724 2.733 0.90
Jepang -0.011 0 1.10
Malaysia 3.908 3.906 -0.20
Filipina 6.344 6.358 1.40
Rusia 8.4 8.42 2.00
Singapura 2.273 2.275 0.20
Thailand 2.545 2.56 1.50
Turki 14.63 14.71 8.00
Amerika Serikat 2.755 2.762 0.70
Afrika Selatan 8.725 8.745 2.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2IRz9WB
March 04, 2019 at 06:30PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gairah Investor Tak Mampu Panaskan Pasar Obligasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.