
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
SUN seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0077 dengan kenaikan yield 1,7 basis poin (bps) menjadi 7,49%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yang juga terkoreksi adalah FR0078, sedangkan seri 15 tahun dan 20 tahun menguat dengan pergerakan yield yang lebih tipis.
Sentimen global saat ini ialah pertumbuhan ekonomi China tahun 2019 yang dipangkas menjadi ke kisaran 6%-6,5%.
Yield Obligasi Negara Acuan 6 Mar 2019 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 5 Mar 2019 (%) | Yield 6 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 5 Mar'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.474 | 7.491 | 1.70 | 7.429 |
FR0078 | 10 tahun | 7.86 | 7.874 | 1.40 | 7.8433 |
FR0068 | 15 tahun | 8.214 | 8.213 | -0.10 | 8.1843 |
FR0079 | 20 tahun | 8.323 | 8.321 | -0.20 | 8.3116 |
Avg movement | 0.70 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
https://ift.tt/2Uodcj5
March 06, 2019 at 07:19PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Telat Merespons Sentimen China, Harga 2 SUN Tertekan"
Post a Comment