Satu sentimen yang mempengaruhi adalah kinerja Wall Street di Amerika Serikat (AS) yang kembali bersemarak. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,49%, S&P 500 juga naik 1,29% dan Nasdaq terbang 1,46%.
Gairah bursa saham New York tersebut membuncah setelah harapan damai dagang AS-China kembali muncul. Hal ini tidak lepas dari komentar terbaru yang dari Presiden AS Donald Trump.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Sementara dari dalam negeri, harapan IHSG kembali menguat setelah mengalami kejatuhan tiga hari berturut-turut tidak muncul. Hanya sektor konsumer yang menghijau sedangkan sektor lainnya lebih senang di zona merah. Sektor keuangan yang bobotnya paling besar terkoreksi 1,09% dan menyeret IHSG anjlok 1,05%.
Pelemahan kemarin diiringi dengan volume transaksi yang meningkat, pasar seakan yakin untuk sejenak keluar dari pasar saham karena sentimen negatif lebih mendominasi. Pelemahan tersebut juga diiringi jual bersih (net sell) investor asing hingga mencapai Rp 605 miliar di pasar reguler.
Secara tren jangka panjang, IHSG masih di jalur kenaikan (uptrend) dalam jangka panjang. Namun, koreksi minor pada tren naik tersebut ternoda oleh sinyal koreksi minor. Hal ini terlihat dari pola long black candle yang terbentuk pada grafik candlestick.
![]() |
Level penghalang penurunan (support) IHSG yang paling dekat jika terkoreksi berada di 6.350 sedangkan penghalang kenaikannya (resistance) berada di level 6.450.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2DAKjZP
February 13, 2019 at 03:56PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Sinyal Damai AS-China, Mampukah IHSG di Menguat?"
Post a Comment