"Saya lahir dan tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana. Bapak saya pernah jualan bambu dan kayu di sebuah pasar, Pasar Gilingan Solo. Dari kecil saya sudah menjadi bagian dari kehidupan pasar rakyat," ungkap Jokowi.
Dia bertutur bahwa bapaknya juga sempat menyambi bekerja sebagai sopir. Kala itu, Jokowi dan keluarga tinggal di bantaran Sungai Kalianyar dan sempat menjadi korban penggusuran sehingga harus mencari rumah kontrakan baru untuk bermukim.
"Pengalaman ini menumbuhkan tekad saya agar rakyat tidak mengalami kesulitan seperti yang kami alami. Tapi meski sederhana, kami bahagia dan masa kecil saya penuh dengan kegembiraan," tandasnya.
Menurutnya, situasi seperti yang dialami keluarga Jokowi di masa lalu, rawan dihantui ketakutan. Dikatakan, bayang-bayang kemiskinan membuatnya takut tidak bisa berobat ketika sakit, khawatir tidak mampu meneruskan sekolah, dan sebagainya. Karena itu, dia bertekad agar rakyat Indonesia harus bebas dari rasa ketakutan seperti itu.
Jokowi lantas bercerita pengalaman kerja pertamanya di Aceh, yang membuatnya mendalami keberagaman rakyat. Di situ, dia menemukan arti pentingnya peran istri dalam perjalanan suami meniti karier.
"Saya yakin perempuan di Indonesia memiliki peranan yang sangat menentukan bagi keluarga, bagi masyarakat, dan negara" urainya.
Setelah tiga tahun di Aceh, Jokowi kembali ke Solo untuk mulai berwirausaha. Sebagai pengusaha kecil, Jokowi mengaku mendapat banyak kesulitan, mulai dari mengurus perizinan, mencari modal, hingga sulitnya menembus pasar, termasuk untuk ekspor ke pasar global.
"Saya tidak ingin pengusaha-pengusaha kecil di Indonesia mengalami kesulitan seperti yang saya alami dulu. Saya ingin pengusaha kecil memiliki kesempatan sama untuk maju," tegasnya.
![]() |
https://ift.tt/2IAZKXI
February 25, 2019 at 04:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Catat! Sederet Janji Manis Jokowi di Konvensi Rakyat"
Post a Comment