Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengakui, sampai saat ini dirinya belum mendapat informasi soal aksi divestasi Vale tersebut, malah ia menyerahkan proses itu kepada PT Inalum (Persero).
"Itu tanya sama Inalum. Belum sampai ke saya," ujar Rini saat dijumpai usai gelaran Rapat Koordinasi BUMN, di Jakarta, Kamis (27/2/2019).
Adapun, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menuturkan, sampai saat ini belum ada arahan dari pihak Kementerian ESDM terkait divestasi Vale tersebut.
"Memang lintas kementerian, tetapi sektornya itu di ESDM yang memberikan persetujuan terlebih dahulu," ujar Fajar ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
Kendati demikian, ia mengakui, pihaknya sudah meminta Inalum untuk mempersiapkan diri, dan melakukan kajian-kajian untuk divestasi tersebut. Ia pun meyakini hal ini tidak akan menambah beban untuk Inalum. Apalagi, lanjutnya, jika mempertimbangkan penambahan cadangan yang nantinya akan didapat oleh negara.
"Kalau dari kami pertimbangannya tetap penguasan cadangan. Holding itu salah satu amanahnya adalah mengakuisi cadangan-cadangan itu. Kami melihat ini satu peluang yang bagus. Kalau ini bagus untuk Inalum, cost and benefit-nya bagus ya kami akan ambil," pungkas Fajar.
Sebelumnya, Direktur Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saifulhak mengatakan, Vale telah mengirim surat ke Menteri ESDM pada Desember 2018 soal rencana divestasi.
"Memberitahukan akan menawarkan sahamnya ke BUMN sebesar 20% dengan mekanisme rencana right issue," kata Yunus kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Menurut Yunus, penawaran itu merupakan aksi korporasi biasa yang jadi bagian kewajiban divestasi Vale sebagaimana diatur dalam kontrak karya dan PP 77 Tahun 2014, yang jatuh tempo Oktober 2019.
Divestasinya sendiri sebenarnya belum jatuh tempo, dan jawaban yang bisa diberikan pemerintah maksimal adalah sesuai ketentuan berlaku, yakni sebelum Oktober nanti. Proses, kata dia, masih berlangsung sampai saat ini.
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum sedang menunggu penugasan dari pemerintah terkait divestasi Vale. Vale merupakan salah satu produsen nikel terkemuka di Indonesia.
"Nah nikel itu penting sekali untuk baterai di masa depan. Jadi kalau saya ditanya penting atau tidak? Ya penting. Tapi apakah mau diambil sahamnya atau tidak? Ya tergantung penugasan. Itu mesti tanya Ibu Menteri BUMN (Rini Soemarno)," ujar Budi, di Jakarta Jumat (1/2/2019).
Saksikan soal penawaran divestasi Vale di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus)
https://ift.tt/2IG4bRm
March 01, 2019 at 01:28AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Soal Akuisisi Vale, BUMN: Ini Peluang Bagus Bagi Inalum"
Post a Comment