Search

Ikut Arus Wall Street, Straits Times Dibuka dari Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi berada di zona merah. Investor di Negeri Singa tampaknya terpengaruh oleh koreksi dalam yang terjadi di bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street.

Indeks Straits Times terkoreksi 0,18% ke level 3.194,89 atau kehilangan 5,75 poin. Saham DBS turun 0,21%, UOB turun 0,40%, OCBC Bank turun 0,17% dan Jardine C&C turun 1,16%.

Dini hari tadi, dari Wall Street tiga indeks utama terkoreksi lumayan dalam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,87%, S&P 500 minus 0,94%, dan Nasdaq Composite amblas 1,18%.

Investor di bursa saham New York dibuat cemas oleh persepsi bahwa damai dagang AS-China tidak bisa cepat terwujud. Sebab, Presiden AS Donald Trump menegaskan dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret, yang merupakan tenggat waktu 'gencatan senjata' 90 hari yang disepakati di Buenos Aires (Argentina) awal Desember 2018.

"Tidak," jawab Trump atas pertanyaan wartawan apakah dia akan menemui Xi sebelum 1 Maret, mengutip Reuters. Padahal sebelumnya Trump pernah mengatakan dirinya akan bertemu dengan Xi, bahkan mungkin lebih dari sekali, untuk mengesahkan kesepakatan dagang AS-China.

Jawaban Trump membuat pelaku pasar khawatir bahwa kesepakatan damai dagang AS-China tidak bisa dipindah ke jalur cepat. Sebelumnya pasar punya harapan kesepakatan bisa segera terwujud, tetapi kini harapan itu pupus.

Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mencoba menenangkan pasar. Dia menyatakan kedua pemimpin pasti akan bertemu, hanya tidak dalam waktu dekat.

"Suatu saat nanti, dua presiden tersebut akan bertemu. Itu yang dikatakan Bapak Presiden (Trump). Namun memang sepertinya masih jauh dari saat ini," kata Kudlow, mengutip Reuters.

Akan tetapi, pelaku pasar sudah kadung kecewa. Aksi jual terjadi, dan membuat Wall Street tertekan lumayan dahsyat.

"Saya menilai situasi ini wajar. Sebab, kenaikan tajam yang terjadi ada Januari diakibatkan oleh sentimen dialog dagang," kata Peter Jankovskis, Co-Chief Investment Officer di OakBrook Investment yang berbasis di Illinois, mengutip Reuters.

Ditambah lagi investor juga ketar-ketir karena kabar buruk dari Eropa. Biro Statistik Federal Jerman melaporkan produksi industri pada Desember 2018 turun 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Jauh dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yang memperkirakan kenaikan 0,7%.

Oleh karena itu, para ekonomi meramal ekonomi Negeri Panser akan mengalami kontraksi alias tumbuh negatif pada kuartal IV-2018. Jika ini terjadi, maka Jerman resmi mengalami resesi karena pada kuartal sebelumnya sudah mengalami kontraksi 0,2%. Resesi terjadi jika sebuah negara mengalami kontraksi dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.

Tidak cuma di Jerman, aura perlambatan ekonomi menyebar ke seluruh Eropa. Komisi Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada 2019 sebesar 1,3%. Melambat dibandingkan 2018 yang diperkirakan 1,9%. (hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2I25FVA
February 08, 2019 at 03:26PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ikut Arus Wall Street, Straits Times Dibuka dari Zona Merah"

Post a Comment

Powered by Blogger.