
Hingga pukul 08:30WIB, harga minyak jenis Brent kontrak Mei naik 0,22% ke posisi US$ 66,82/barel, setelah menguat 0,14% pada perdagangan Selasa kemarin (12/3/2019).
Adapun harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak April terangkat 0,4% ke posisi US$ 57,1/barel, setelah naik 0,14% kemarin.
Sejak awal tahun, harga Brent dan WTI sudah naik masing-masing sebesar 24,2 dan 25,74%.
Penguatan harga minyak utamanya didorong oleh rencana Arab Saudi untuk memangkas produksi minyaknya lebih banyak lagi. Pada hari Senin (11/3/2019), seorang pejabat Arab Saudi mengatakan ekspor minyak Negeri Padang Pasir pada bulan April akan berada di bawah 7 juta barel/hari, seperti yang dilansir dari Reuters.
Padahal menurutnya, permintaan dari pelanggan internasional mencapai 7,6 juta barel/hari. Lebih jauh lagi, pejabat tersebut juga meyakinkan bahwa ekspor di bulan Maret juga akan berada di bawah level 7 juta barel/hari.
"Ini akan menjaga produksi minyak kurang dari 10 juta barel/hari di bulan April," ujar pejabat tersebut, mengutip Reuters. Bila benar, maka artinya kerajaan Dinasti Saud akan memproduksi minyak lebih sedikit ketimbang yang telah disepakati bersama aliansi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yaitu sebesar 10,13 juta barel/hari.
Beralih ke belahan dunia yang lain. Perusahaan minyak negara asal Venezuela, PDVSA dikabarkan tidak bisa melakukan ekspor minyak lantaran padamnya listrik sejak minggu lalu, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, mengutip Reuters.
Kejadian tersebut sudah tentu akan membuat pasokan minyak dunia akan berkurang cukup banyak untuk sementara waktu. Terlebih jatah ekspor minyak Venezuela bisa mencapai 500.000 barel/hari pada keadaan normal.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
https://ift.tt/2Ux2VRW
March 13, 2019 at 03:43PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berkat Arab Saudi, Harga Minyak Masih Bisa Naik"
Post a Comment