Sampai berita ini dimuat, harga emas kontrak April kembali ke posisi awal pekan di kisaran US$ 1.289,6/troy ounce, turun tipis sebesar 0.05% jika dibandingkan pekan lalu. Tapi, puji syukur walau turun tipis, harga emas masih lebih tinggi 1,13% dibanding awal tahun yang sebesar US$ 1.284,3/troy ounce.
Di awal perdagangan spot pekan ini, harga emas sejatinya selalu mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan, investor masih optimis atas penyelesaian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pasalnya, jika ekonomi dunia kembali kondusif, investor akan enggan bermain aman.
Akan tetapi pada hari Jumat (8/3/2019) ada hawa mendung datang. Investor semakin yakin akan sinyal perlambatan ekonomi dari China dan Eropa setelah kedua negara tersebut menunjukkan aksi hasil pesimis.
Kinerja neraca perdagangan Negeri Panda bulan Februari mencatatkan surplus yang hanya sebesar US$ 4,12 miliar terjun bebas dari pembukuan Januari yang menyentuh surplus US$ 39,16 miliar. Anjloknya neraca perdagangan China dikarenakan kontraksi sebesar 20.7% YoY pada ekspor dan kontraksi 5,2% YoY pada impor.
Lebih lanjut, pulihnya harga emas juga disokong oleh keputusan Bank Sentral Eropa (ECB). ECB memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di angka 0%. Tidak hanya itu, ECB juga memutuskan untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa menjadi hanya 1,1% dari 1,7%.
Ketidakpastian situasi geopolitik juga semakin meyakinkan investor. Sepekan ini tidak ada keputusan pasti akan konflik dagang antara China-AS, dan juga tidak tercapainya kesepakatan nulkir antara AS-Korea Utara.
Sebagai tambahan, berikut adalah harga harga emas Antam hari ini berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung, dilansir dari situs logammulia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
https://ift.tt/2TsWlzs
March 09, 2019 at 11:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Emas Kalem, Saat Rupiah dan IHSG Bak Roller Coaster"
Post a Comment