Sepanjang karier bermainnya, Brown dan timnya (ia bermain di AS, Australia, dan Selandia Baru) disponsori oleh pabrikan sneaker ternama seperti Adidas dan Nike. Tetapi Brown merasa sepatu olahraga yang dikenakannya di dalam dan luar lapangan sering kali terlalu mencolok, dipenuhi dengan berbagai warna dan dikemas dengan logo perusahaan.
Dia menginginkan sesuatu yang lebih sederhana. Jadi, dia memutuskan untuk membuatnya sendiri.
Sekarang, Tim Brown, 37, adalah co-founder dan co-CEO Allbirds, startup sepatu kets yang berpusat di San Francisco. Perusahaan produsen sepatu yang valuasinya miliaran dolar ini terkenal karena memproduksi sepatu yang nyaman luar biasa dan dibangun dengan bahan-bahan alami, ramah lingkungan seperti wol merino dan serat pohon kayu putih.
Hampir semua sepatu Allbirds dijual seharga US$ 95 per pasang (harga tertinggi yang dirilis pada November seharga $ 115) dan Brown mengatakan perusahaan menjual sebanyak 1 juta pasang sepatu hanya dua tahun setelah secara resmi diluncurkan pada Maret 2016.
Dengan dana hibah pembangunan sebesar US$ 200.000 yang dimenangkan Brown dari kelompok penelitian industri wol Selandia Baru dan bantuan dari sekelompok ilmuwan pertanian pemerintah Selandia Baru, Brown mengembangkan bahan sepatu wol yang dipatenkan yang memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menanggung pemakaian dan keausan alas kaki, dan masih menjadi sangat nyaman dan tidak gatal.
![]() |
Hasilnya adalah wol yang sangat halus dari Pulau Selatan Selandia Baru yang memiliki tingkat kualitas yang sama dengan yang digunakan pada pakaian pria mewah untuk label seperti Tom Ford, Giorgio Armani dan Gucci. Allbirds dirajut di Italia dengan teknologi eksklusif dan sol dibuat dari kombinasi karet dan busa (serta komponen berbasis minyak jarak yang lebih berkelanjutan) yang ringan dan cukup tangguh untuk berjalan.
Pada Maret 2014, dengan prototipe di tangan, Brown meluncurkan kampanye Kickstarter. Melalui kampanye ini, Brown ingin mengumpulkan US$ 30.000. Kampanye ditutup dalam waktu empat hari setelah menjual 1.064 pasang Brown's Wool Runners dan mengumpulkan hampir US$ 120.000 dan lebih dari 950 investor.
"Anda merayakannya selama sepersekian detik dan kemudian Anda menyadari bahwa 'Astaga, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, sejumlah besar harapan yang datang di belakang sedikit kesuksesan yang saya miliki,'" kata Brown.
Saksikan video tiga pemuda di balik startup unicorn Indonesia di bawah ini:
(roy/roy)
https://ift.tt/2VxTbqB
March 03, 2019 at 04:07AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah 2 Pemuda Bangun Startup Unicorn Bernilai Rp 19,6 T"
Post a Comment