Melansir Reuters, produsen mobil keenam terbesar di Jepang itu bakal menarik hampir 2 juta model Impreza dan Forester yang populer di Amerika Serikat, pasar terbesarnya, dan negara-negara lain. Selain itu sekitar 300.000 unit kendaraan di Jepang juga akan ditarik untuk memperbaiki saklar lampu rem yang dapat menyebabkan masalah pada pengapian. Kendaraan yang terkena dampak itu diproduksi dari 2008 hingga 2017.
"Jika semua kendaraan yang diidentifikasi ditarik kembali, itu akan menjadi yang terbesar dalam hal unit mobil yang terkena dampak, tidak termasuk penarikan airbag Takata yang sedang berlangsung," tulis laporan Reuters, Jumat (1/3/2019).
Sejak akhir 2017, Subaru telah dirundung sejumlah masalah mulai dari komponen yang bermasalah ditambah lagi lesunya penjualan di Amerika Serikat. Hal itu membuat Subaru memangkas prospek laba setahun penuh menjadi yang terlemah dalam enam tahun terakhir.
Sebab, saat ini, Amerika Serikat menyumbang sekitar 60% dari volume penjualan Subaru secara global. Pasar di Negeri Paman Sam itu terus tumbuh lantaran Subaru punya prinsip mengoptimalkan kualitas kendaraannya. Selain itu, Subaru membidik pasar kelas menengah ke atas.
Namun sayangnya, pada Januari, Subaru menghentikan sementara produksi di satu-satunya pabrik mobilnya di Jepang selama hampir dua minggu dan menahan sekitar 60 persen dari output globalnya setelah menemukan cacat pada komponen sistem kemudi (power steering).
Akhir tahun lalu, Subaru juga mengumumkan penarikan global karena ada masalah dengan mesin. Pihaknya juga telah melakukan penarikan unit kendaraan domestik untuk diinspeksi ulang.
Saksikan video mobil otonom menggunakan jaringan internet 5G di bawah ini:
(roy/roy)
https://ift.tt/2Ep61Re
March 03, 2019 at 03:34AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Lampu Rem Bermasalah, Subaru Recall 2,3 Juta Unit Mobil"
Post a Comment