Search

Pasar SUN Hijau, Lelang Laku Rp 22 T, Permintaan Cetak Rekor

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 6,9 basis poin (bps) menjadi 7,82%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Tiga seri acuan lain juga kompak menguat dengan penurunan yield yang lebih kecil daripada FR0078.

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.  

Indeks tersebut naik 0,44 poin (0,18%) menjadi 241,98 dari posisi kemarin 241,53. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 517 bps, menyempit dari posisi kemarin 523 bps.  

Besaran ini masih terbilang lebar, karena masih di atas 500 bps sehingga investor global dapat lebih meminati obligasi pemerintah Indonesia.

Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 2,65% dari posisi kemarin 2,66%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun-5 tahun dan 3 tahun-5 tahun. 

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjaid kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

 

Yield US Treasury Acuan 26 Feb 2019
Seri Benchmark Yield 25 Feb 2019 (%) Yield 26 Feb 2019 (%) Selisih (Inversi) Satuan Inversi
UST BILL 2019 3 Bulan 2.44 2.459 3 bulan-5 tahun -0.5
UST 2020 2 Tahun 2.5 2.498 2 tahun-5 tahun 3.4
UST 2021 3 Tahun 2.464 2.47 3 tahun-5 tahun 0.6
UST 2023 5 Tahun 2.474 2.464 3 bulan-10 tahun -19.8
UST 2028 10 Tahun 2.655 2.657 2 tahun-10 tahun -15.9
Sumber: Refinitiv  

Kemarin, nilai kepemilikan investor asing kembali capai rekor tertinggi sepanjang masa yaitu Rp 932,83 triliun SBN, atau 37,84% dari total beredar Rp 2.464 triliun berdasarkan data per 25 Februari. 

Nilai tersebut melampaui rekor sebelumnya yang tercipta pada 18 Februari senilai Rp 931,83 triliun. 

Angka kepemilikan asing yang mencetak rekor itu masih positif Rp 39,59 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Penguatan SUN hari ini seiring dengan naiknya pasar saham menjelang penutupan dan penguatan rupiah yang terjadi sejak pagi hari. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di India, Filipina, Thailand, Turki, dan Afsel. 

Di negara maju, penguatan hanya terjadi di pasar US Treasury di AS. 

Hal tersebut menunjukkan pelaku pasar masih menyasar bursa saham yang lebih berisiko serta pasar negara berkembang seperti Indonesia.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara Yield 25 Feb 2019 (%) Yield 26 Feb 2019 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 8.93 8.99 6.00
China 3.178 3.21 3.20
Jerman 0.103 0.113 1.00
Perancis 0.526 0.527 0.10
Inggris 1.175 1.209 3.40
India 7.605 7.587 -1.80
Italia 2.765 2.743 -2.20
Jepang -0.034 -0.026 0.80
Malaysia 3.893 3.898 0.50
Filipina 6.333 6.332 -0.10
Rusia 8.38 8.43 5.00
Singapura 2.17 2.177 0.70
Thailand 2.505 2.495 -1.00
Turki 14.59 14.56 -3.00
Amerika Serikat 2.673 2.655 -1.80
Afrika Selatan 8.695 8.68 -1.50
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/roy)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2tBB1IH
February 27, 2019 at 04:22AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasar SUN Hijau, Lelang Laku Rp 22 T, Permintaan Cetak Rekor"

Post a Comment

Powered by Blogger.