Dicaplok Kimia Farma, Phapros Bidik Akuisisi RS dan Apotek

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produk farmasi PT Phapros Tbk (PEHA) berencana memiliki rumah sakit dan apotek sendiri dalam rangka ekspansi bisnis perusahaan.

Namun, rencana ini baru akan dieksekusi perusahaan setelah proses peralihan kepemilikan saham dari induk usahanya saat ini PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI ke PT Kimia Farma Tbk (KAEF) rampung.

Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan sebetulnya perusahaan sudah memiliki saham sebuah rumah sakit yakni Permata Cirebon, Jawa Barat. Namun, perusahaan ingin menambah kepemilikannya atau mengakuisisi rumah sakit lain.

"Itu masuk dalam rencana aksi korporasi kami tapi nanti hasilnya tergantung feasibility study [studi kelayakan]. Tapi kami berencana, sekarang sudah punya 20% di Permata Cirebon," kata Barokah di JW Marriot, Jakarta, Kamis (14/3).

Adapun untuk pengembangan apotek, perusahaan akan menunggu selesainya proses akuisisi oleh Kimia Farma.

Sebab, perusahaan farmasi pelat merah itu juga memiliki jenis bisnis yang serupa.

"Kalau memang ada dan itu terjadi nanti kami akan mapping [pemetaan] bisnis masing-masing. Kalau memang sudah kuat, kami perkuat. Kalau di sana memang sudah kuat nanti kami akan sinergikan," jelas dia.

Tahun ini perusahaan akan menganggarkan belanja modal senilai Rp 255 miliar untuk pengembangan rutin dan non-rutin.

Rencananya perusahaan akan mengembangkan produk baru untuk jenis kosmetik, anti aging dan alat kesehatan.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kimia Farma dan RNI telah menantangani perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement) pada 13 Februari 2019.

Tujuan pembelian seluruh saham itu PEHA tersebut untuk melakukan efisiensi biaya baik biaya pemasaran, penelitian dan pengembangan dengan memanfaatkan kanal distribusi yang dimiliki PEHA.

Simak ulasan kinerja bisnis Phapros sepanjang 2018.
[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)